Berapa banyak kamu habiskan kata hari ini? Seratus, seribu
atau bahkan sejuta kata kamu ucapkan setiap hari. Well, Selamat....! Kamu punya bakat jadi
tukang obat, tukang gosip atau tukang bohong. Politikus misalnya, mereka jago bicara
tapi kita juga tahu kalo kebanyakan tukang tipu ya dari mereka ini. So, jangan
bicara seasal-asalnya dan jangan juga bicara sebelum berpikir, sebab apa yang
kamu katakan itu mencerminkan kwalitas otakmu. Kalo kamu yakin otakmu lumayan
berkwalitas silahkan bicara semaumu. Tapi kalo sebaliknya, mending lebih banyak
diam aja deh...! Lagipula orang cerdas bukanlah orang yang paling banyak
bicaranya, bukan pula orang yang sering ngasi pendapat melainkan orang yang
tahu kapan harus bicara dan kapan harus diam.
Kalo kata-kata adalah air, maka hati adalah tangkinya. Kalo
tangkinya kotor airnyapun pasti ikutan kotor sebab mustahil air jernih mengalir
dari tangki yang kotor. Kalo kamu sering mengucapkan kata-kata kotor besar
kemungkinan hatimupun kotor pula. Kalo hati kotor pikiran juga akan ikutan
kotor. So, jaga lidah...! Sebab orang lain bisa melihat hatimu hanya dari
kata-kata yang kamu ucapkan. Jangan sampai mereka menilaimu “bersih diluar tapi
jorok di dalam”
Orang yang paling sering bicara, bisa dipastikan kalo
sikapnya agak otoriter, sedikit keras kepala serta cenderung mau menang
sendiri. Bagaimana kamu berbicara dan berapa banyak waktu yang kamu habiskan
untuk bicara adalah mencerminkan kepribadianmu. Orang yang omongannya kelewat
tinggi besar kemungkinan ia pembohong. Sebaliknya, orang yang suka merendah
biasanya justru tidak serendah kata katanya. Yang pasti sikap aslinya bisa diintip
hanya dengan menyimak kata-katamu. Kata-kata yang kamu ucapkan, sadar atau tidak
merupakan cermin dari cara berfikir, hati serta otakmu. Ketika berbicara dengan
orang lain mereka sebenarnya tidak hanya mendengarkan kata katamu, tapi
sekaligus juga mencoba memahaminya lewat kata-kata yang kamu ucapkan.
Sederhananya kamu berkata mereka menilai. Seperti kata orang bijak “Berhat-hatilah
dengan kata sebab daya sayatnya jauh lebih dahsyat dari pedang.
Kalo nggak bisa bicara benar lebih baik diam, sebab diam
lebih baik daripada berdusta. Lagipula sekali kamu melakukan kebohongan maka kamu
akan memerlukan kebohongan-kebohongan lain untuk menutupi kebohongan
sebelumnya. Kalo nggak bisa memuji, ya jangan memaki atau mencela. Sebab makian
atau celaan itu justru membuat orang lain tahu bahwa kamu sebenarnya iri. Hindari
acara bergosip ria, lagian daripada bergosip yang gak jelas pangkal ujungnya,
mendingan main pijat-pijatan nggak ada yang sakit hati, badan sehat semua. ya
kan? hehe....
Pedang melukai fisik sementara kata melukai hati, kamu bisa
ke dokter dan luka fisik itu bisa sembuh dalam seminggu atau lebih dikit, tapi
luka hati? Sulit disembuhkan bro. So, sebisa mungkin gunakan kata-kata yang
baik dan sopan sebab hati begitu sensitif.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar